Social Inequality: Mengapa Generasi Z di Makassar Peduli?
Ketidaksetaraan sosial di Indonesia menjadi isu yang semakin mendesak, dan Generasi Z di Makassar tidak tinggal diam. Menurut data terbaru, sekitar 50% pemuda di kota ini merasa bahwa akses pendidikan dan peluang ekonomi sangat tidak merata. Tumbuh di era digital, mereka menyaksikan perbedaan mencolok antara kehidupan mereka dan orang-orang di sekitar. Bagi banyak pemuda di Makassar, ketidakadilan sosial bukan sekadar wacana, tetapi kenyataan yang mereka hadapi setiap hari.
Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, Generasi Z di Makassar tetap optimis. Mereka memanfaatkan kekuatan teknologi dan media sosial untuk menciptakan perubahan yang berarti. Inisiatif-inisiatif seperti kampanye untuk peningkatan akses pendidikan dan penciptaan peluang ekonomi baru semakin marak. Misalnya, mereka menggalang dukungan untuk program beasiswa dan pelatihan kewirausahaan bagi pemuda yang kurang mampu. Dengan dukungan yang tepat dari berbagai pihak, potensi besar Generasi Z dapat dioptimalkan untuk berkontribusi pada pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, baik bagi kota Makassar maupun Indonesia secara keseluruhan.
Salah satu isu utama yang disorot adalah ketidakmerataan akses pendidikan dan peluang ekonomi. Banyak dari mereka tumbuh dalam keluarga yang kesulitan mendapatkan pendidikan berkualitas, membuat persaingan di dunia kerja semakin sulit. Di sisi lain, mereka yang memiliki akses yang lebih baik mendapatkan keuntungan lebih besar, sehingga memperlebar kesenjangan antar kelompok masyarakat.
Namun, Generasi Z di Makassar tidak pasif. Mereka aktif menyuarakan isu ini melalui platform digital seperti Instagram, TikTok, dan Twitter. Media sosial telah menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong perubahan nyata. Dengan literasi digital yang tinggi, mereka mengorganisir kampanye sosial yang mendukung akses pendidikan yang lebih merata dan menciptakan peluang ekonomi baru, termasuk beralih ke dunia bisnis online dan e-commerce.
Rian Fahardhi, yang dikenal sebagai "Presiden Gen Z," adalah salah satu tokoh pemuda Makassar yang vokal menyuarakan isu ketidaksetaraan sosial dan politik melalui platform TikTok. Dalam video-videonya yang menarik dan mudah dipahami, Rian berhasil menarik perhatian ribuan pengikut, terutama dari kalangan Generasi Z. Dia tidak hanya menyampaikan kritik terhadap ketidakadilan, tetapi juga menawarkan solusi konkret, seperti peningkatan literasi politik dan kewirausahaan di kalangan anak muda. Aktivismenya menjadi contoh nyata bagaimana media sosial bisa menjadi alat advokasi yang kuat, memperluas kesadaran masyarakat terhadap ketidaksetaraan, dan mendorong aksi nyata di komunitas.
Generasi Z di Makassar tidak hanya peduli, tetapi juga bertindak. Mereka adalah harapan baru bagi perubahan sosial yang lebih adil dan inklusif di Indonesia. Dengan semangat dan kreativitas, mereka siap menghadapi tantangan dan menjadi agen perubahan yang membangun masa depan yang lebih baik.